Fenomena Gus Iqdam dengan pengajian yang merangkul semua kalangan sebenarnya bukan kali pertama saya rasakan, ada Cak Nun ditahun 2010 yang saya gemari bahkan hingga saat ini, namun akhir-akhir ini saya mendapatkan tambahan lagi yaitu dengan Gus Iqdam. Pun sebenernya banyak para kiyai dan ulama yang tetap saya cintai beserta guru-guru saya tanpa mengecilkan yang lain.
Saya suka belajar dari berbagai latar sumber bahkan dari orang yang sebenarnya tidak saya sukai secara personal, namun dengan bertambahnya usia, saya mulai belajar melihat dengan jujur apa yang dikatakan bukan siapa orangnya.
Fenomena gus Iqdam yang selalu melintasi media sosial saya ini sungguh seringkali membuat saya meneteskan air mata, bahkan hampir setiap saya melihatnya. Walaupun penuh candaan tapi selalu mengena tepat di hati saya. Sebagai manusia yang penuh dosa, tau bahwa itu dosa dan tetap melakukannya tapi setidaknya saya berusaha untuk paling yidak hatinya dulu sedikit demi sedikit tersentuh agar kedepannya bisa menjadi lebih baik.
Saya rasa banyak orang yang hanya bisa melihat Gus Iqdam di media sosial tapi merubah hidupnya dan perasaan cinta terhadap Nabi dan hormat kepada orang tua, serta perlahan kembali ke jalan Allah.
Terimakasih Gus Iqdam dan semoga sehat selalu, tetap menerima dan menasehati orang-orang yang dianggap sebelah mata, bahkan tak dianggap lagi oleh keluarga dan lingkungan untuk bisa berubah menjadi lebih baik lagi.