Musibah

Musibah adalah tolak ukur dari sebuah kesabaran, musibah bentuknya bermacam-macam, tak bisa kita sepelekan satu dan lainnya. Bahwa musibah ini lebih susah dari yang ini, bukan seperti itu. Karna musibah datang dan bentuknya berbeda-beda. Dan rasanyapun tentunya tak enak saat dirasa dan enak diceritakan dikemudian hari.

Musibah adalah kata lain dari ujian kesabaran manusia, tingkatan manusia untuk naik kelas, dan saya sedang merasakan itu. saya harus kuat menghadapinya harus santai dan sabar ditangani dengan kepala dingin. Mungkin suatu saat nanti saya membaca tulisan ini akan teringat dihari yang berat ini.

DPR main Judi, kok KAGET !!!

Kalian semuakan tau bahwa DPR adalah wakil dari rakyat, iya rakyat semua rakyat dong, dari yang otaknya berisi bahkan kosong, justru banyak yang kosong. dari orang perkotaan sampai dengan orang pedesaan semuanya diwakili oleh DPR yang kita pilih tentunya.

Yang jadi pertanyaan kenapa ada oknum dpr korup ?….. ya kita terutama diwilayah pedesaan, jujur saja perkara korup juga kita sama-sama lakukan. Bagaimana mereka tidak korup kalau mau daftar saja sudah dipalak, dan kita semua tau bahwa suap adalah salah satu tindakan korupsi.

Nah yang kemaren juga ramai ada oknum anggota dpr yang ketahuan sedang bermain judi slot, yah walaupun orangnya bilang hanya game biasa. Tapi sebagai warga anda dan anda adalah gambaran dari kami. yah itu sih kita banget. Anda memang pantas mewakili kami karna memang dipedesaan terutama ditempat saya, saya rasa kalau 50 persen ada juga pemuda yang main judi slot.

Yah walaupun terkadang juga lucu ya. Mereka yang bermain slot, juga marah melihat rekaman video itu. Apakah saya perlu optimis Indonesia emas 2045 ?… Jika di akat rumput saja pendidikan tidak terlalu diperhatiakan, selama media sosial tak diregulasi dengan filter yang bagus, bagaimana mau Indonesia emas jika fyp tiktok saja isinya joget dan mandi lumpur ?

Pemerintah dan seremonial

Seremonial adalah cara termudah untuk menghambur-hamburkan anggaran, dengan mendapatkan citra yang baik, yah pasti tentunya dengan foto yang manis untuk bukti bahwasannya telah melakukan kegiatan, semisal dengan pembagian sembako. Padahal jika barangnya saja yang datang maka akan lebih banyak yang terbagi, namun rasanya tak mantaplah jika tak datang serombongan yang tentu saja menghabiskan biaya makan yang banyak dan apakah itu uang pribadi ? Belum lagi bbm yang digunakan apakah itu uang pribadi ? …

Belum lagi seremonial yang berbentuk pelatihan, sungguh walaupun tak semua pelatihan itu tak penting, tapi terkadang memang ada yang penting juga. Nah nah. Jikalau begini harus bisa membedakan dong sebagai pemimpin. Mana yang penting dan tidak agar tak banyak yang keluar disengaja dan sia-sia.

Jika terus menerus begini caranya, seremonilal dan foto-foto saja yang utama. Maka, jangan harap ada Indonesia emas 2045, bagai mana bisa jadi emas jika ada orang hebat dalam bertindak tak digunakan karna pintar mengkritik susah di ajak kerjasama dalam seremonial. Sungguh sepertinya Indonesia emas hanyalah wacana saja.

Gus Iqdam dan air mataku

Fenomena Gus Iqdam dengan pengajian yang merangkul semua kalangan sebenarnya bukan kali pertama saya rasakan, ada Cak Nun ditahun 2010 yang saya gemari bahkan hingga saat ini, namun akhir-akhir ini saya mendapatkan tambahan lagi yaitu dengan Gus Iqdam. Pun sebenernya banyak para kiyai dan ulama yang tetap saya cintai beserta guru-guru saya tanpa mengecilkan yang lain.

Saya suka belajar dari berbagai latar sumber bahkan dari orang yang sebenarnya tidak saya sukai secara personal, namun dengan bertambahnya usia, saya mulai belajar melihat dengan jujur apa yang dikatakan bukan siapa orangnya.

Fenomena gus Iqdam yang selalu melintasi media sosial saya ini sungguh seringkali membuat saya meneteskan air mata, bahkan hampir setiap saya melihatnya. Walaupun penuh candaan tapi selalu mengena tepat di hati saya. Sebagai manusia yang penuh dosa, tau bahwa itu dosa dan tetap melakukannya tapi setidaknya saya berusaha untuk paling yidak hatinya dulu sedikit demi sedikit tersentuh agar kedepannya bisa menjadi lebih baik.

Saya rasa banyak orang yang hanya bisa melihat Gus Iqdam di media sosial tapi merubah hidupnya dan perasaan cinta terhadap Nabi dan hormat kepada orang tua, serta perlahan kembali ke jalan Allah.

Terimakasih Gus Iqdam dan semoga sehat selalu, tetap menerima dan menasehati orang-orang yang dianggap sebelah mata, bahkan tak dianggap lagi oleh keluarga dan lingkungan untuk bisa berubah menjadi lebih baik lagi.

Yang mengerikan ketika menjadi orang tua..

Hujan saat pesta pernikahan

Sebenarnya banyak hal yang mengerikan ketika menjadi orang tua, dari banyaknya hal-hal yang tidak di sebutkan salah salah satunya adalah hal yang terlihat remeh tapi mengerikan, jika sudah melihat gambar di atas pastinya sudah tau. Terutama bagi orang tua yang berasal dari kampung. Yah betul ” menghadiri pesta pernikahan ” .

Menghadiri pesta pernikahan adalah hal yang lumrah bagi orang yang hidup bermasyarakat, terutama di pedesaan bahkan orang kotapun tak luput melakukan hal tersebut. Namun dibalik hal tersebut ada yang namanya biaya. Bukan hanya biaya untuk sumbangannya. Namun, yang lebih menakutkan adalah biaya untuk mainan anaknya.

Dunia pertanian

Sejak memutuskan menjadi petani dan meninggalkan dunia perkotaan, maka disanalah dimulai ceritaku. Cerita tentang bagaimana keadaan pertanian sebenarnya terjadi dari hal-hal yang bahkan tidak pernah diketahui para pemakan hasil pertanian, pun dimana orang kota bilang ” jangan ada penebangan hutan dll ”

Kembalinya saya kekampung halaman setelah dalam kurun waktu sembilan tahun menuntut ilmu dan bekerja di pulau jawa membuat banyak persepsi saya tentang pertanian berubah, walaupun sebenarnya sedari kecil sudah bersinggungan dengan dunia pertania.

Media Sosial

Karna akhir-akhir ini saya punya banyak fikiran dan beberapa tulisan yang agak panjang yang saya post di facebook makanya tanpa sadar ternyata pernah punya blog.

Walaupun pada akhirnya mendownload kembali, namun tidak semudah itu juga masuk kedalam blog ini, password lupa, email yang digunakan juga lupa. Ah entahlah mungkin terlalu banyak bermain tik tok. Yang pasti dengan kembalinya blog ini maka agenda menulis jelas akan kembali lagi.